MINGGU ADVEN 2, B; 10 Desember 2023
Yes. 40:1-5.9-11; 2Ptr. 3:8-14; Mrk. 1:1-8
Yohanes, tokoh yang mempersiapkan kedatangan Yesus menyampaikan dua pesan: berseru-seru di padang gurun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan menyerukan pertobatan. Kepada siapa pesan pertama itu ditujukan? Seperti dikatakan nabi Yesaya, umat Israel mendapat janji, perhambaannya sudah berakhir, kesalahannya sudah ditebus, hukumannya sudah tuntas. Mereka akan kembali ke Tanah Terjanji, melalui jalan yang sudah disiapkan, diratakan. Siapa yang menyiapkan jalan itu? Tentu bukan bangsa Israel di pembuangan. Mereka yang akan memakai jalan itu. Jadi seruan itu ditujukan kepada hamba-hamba Allah, yaitu para penghuni surga, agar umat Allah dapat lewat dengan mudah. Seruan pertobatan tentu ditujukan kepada umat Allah. Jadi seruan Yohanes adalah suatu gambaran tentang persiapan kedatangan Tuhan: surga membuka jalan dan manusia menyambutnya dengan pertobatan. Tuhan datang berarti bersatunya kembali surga dengan dunia; Allah dengan manusia. Jadi, Adven adalah saat Surga membuka komunikasi dengan kita. Tuhan menawarkan harapan. Jawaban yang ditunggu dari kita: bertobat, mengubah jalan hidup. Dan hal ini terlaksana di dunia ini, sekarang ini dalam hidup kita.
Suatu hari, saya naik taksi New York City, dan kami berangkat ke Grand Central Station. Kami mengemudi di jalur kanan ketika, tiba-tiba, sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Sopir taksi saya menginjak rem, selip, dan hampir menabrak bagian belakang mobil lain! Pengemudi mobil, yang hampir menyebabkan kecelakaan besar, mengeluarkan kepalanya dan dia mulai meneriakkan kata-kata buruk kepada kami. Sopir taksi saya hanya tersenyum dan melambai pada pria itu. Dia ramah. Jadi, saya berkata, “Mengapa Anda melakukan itu? Orang ini hampir merusak mobilmu dan mengirim kita ke rumah sakit!” Dan saat itulah sopir taksi saya memberi tahu saya apa yang sekarang saya sebut, “Hukum Truk Sampah.”
Banyak orang seperti truk sampah. Mereka bekendara penuh sampah, penuh frustrasi, penuh amarah, dan penuh kekecewaan. Saat sampah mereka menumpuk, mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya. Dan jika Anda membiarkannya, mereka akan membuangnya pada Anda. Ketika seseorang ingin menumpahkan pada Anda, jangan tersinggung. Anda hanya tersenyum, melambai, berharap mereka baik-baik saja, dan melanjutkan. Anda akan senang Anda melakukannya.
Jadi ini dia: “Hukum Truk Sampah.” Saya mulai berpikir, seberapa sering saya membiarkan Truk Sampah melindas saya? Dan seberapa sering saya mengambil sampah mereka dan menyebarkannya ke orang lain bekerja, di rumah, di jalanan? Pada hari itulah saya berkata, “Saya tidak akan melakukannya lagi.” Saya mulai melihat truk sampah. Saya melihat beban yang mereka bawa. Saya melihat mereka datang untuk menurunkannya. Dan seperti Sopir Taksi saya, saya tidak menjadikannya hal pribadi; Saya hanya tersenyum, melambai, berharap mereka baik-baik saja, dan melanjutkan.
Pemimpin yang baik tahu bahwa mereka harus siap untuk pertemuan berikutnya. Orang tua yang baik tahu bahwa mereka harus menyambut anak-anak mereka pulang dari sekolah dengan pelukan dan ciuman. Para pemimpin dan orang tua tahu bahwa mereka harus hadir sepenuhnya, dan yang terbaik untuk orang-orang yang mereka sayangi. Intinya adalah bahwa orang-orang sukses tidak membiarkan Truk Sampah mengambil alih hari mereka.*
Sopir taksi adalah malaikat yang menyiapkan jalan. Penumpang adalah orang yang bertobat dan dengan berbagi pengalamannya dengan kita, dia menjadi malaikat juga yang membuka jalan bertobat bagi kita. Sampai hari ini, Tuhan masih mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk mempersiapkan kedatangan-Nya. Sampai hari ini Dia masih memberi kita kesempatan untuk bertobat. Adven bukan hanya kegiatan sibuk untuk mempersiapkan Natal dan menyeret hidup kita sehari-hari yang terbebani. Adven adalah waktu bagi kita untuk menerima kedatangan para malaikat yang akan membuka jalan bagi kita untuk mengatur ulang hidup kita dan membuat kita menjadi malaikat bagi orang-orang di sekitar kita.
Ada sebuah pengalaman tentang Sakramen Tobat. Saya pernah membantu Romo Rohadi, seorang romo di Jakarta yang punya kuasa penyembuhan dan pengusiran setan. Dalam misa itu dia bersaksi. Saya pernah didatangani pendeta, yang juga biasa melakukan penyembuhan. Bapak pendeta itu minta tolong Romo Rohadi untuk menyembuhkan umatnya yang kerasukan roh jahat. Saya tidak bisa menyembuhkan dia, karena setan itu tahu dosa-dosa saya dan menyebutkannya didepan saya dan semua yang hadir. Jadi, romo tolong saya. Romo Rohadi, sebelum mengusir setan itu, dia mengaku dosa dulu. Dan setan itu berseru: Siapa kamu? Kenapa saya tidak dapat melihat dosa-dosamu? Romo Rohadi bersaksi: Kata-kata absolusi yang diucapkan imam, bukan kata-kata kosong. DENGAN KUASA YANG DIBERIKAN GEREJA KEPADA SAYA, SAYA MELEPASKAN KAMU DARI SEMUA DOSA-DOSAMU… itu sungguh terjadi dan Tuhan Yesus sendiri yang menghapus dosa-dosa kita. Semoga kita dengan sukacita menerima tawaran harapan dari Allah dan menyambutnya dengan Sakramen Tobat yang utuh dan benar. Amin.