Tag Archive for: #parokimbsb #komsosmbsbbali #seputarparokimbsb

Dalam BKSN tahun ini. Gereja di Indonesia mengajak kita melihat, situasi dunia dan masyarakat Indonesia sesudah pandemi covid 2 tahun yang lalu. Banyak kerusakan ekonomi dan kehidupan sosial. Orang terkotak-kotak untuk menyelamatkan diri. Media sosial yang selama pandemi, masih menghubungkan kita, sekarang malah menjadi pemisah yang membedakan kita berdasarkan kelompok, tradisi, agama dan kebiasaan. Belum lagi alam oleh ulah manusia dirusak, bukan dirawat. Berhadapan ddengan situasi kelam ini, apakah kita harus putus asa dan tanpa harapan? Sebagai orang beriman, kita berharap pada Allah sumber kasih dan keselamatan. Tetapi kalau kita merenungkan Injil hari ini, nampaknya suasana Injil jauh dari kasih dan keselamatan. Kita harus menerima akhir hidup Yesus yang akan ditolak, menderita sengsara dan mati disalib. Dan Petrus dimaki yesus sebagai iblis. Kepada kita, diwajibkan: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Dimana keselamatan? Yang ada adalah tambahan beban hidup; yang masih berat, sehabis pandemi; sekarang ditambah kewajiban harus memikul salib.

Pandangan ini, merupakan cerminan harapan kita: Keselamatan adalah bahwa situasi yang berat ini, harus dibereskan Allah. Semua dipulihkan seperti dulu, seperti sebelum covid dan harus lebih baik dari yang dulu. Allah yang menyelamatkan adalah Allah pemberi kesejahteraan. Sesudah pandemi, kita melihat, orang hidup seakan-akan tidak pernah ada pandemi. Orang pamer kekayaan tanpa kenal malu; korupsi menjadi lebih besar dan demi uang dan kekuasaan, kekerasan meningkat. Kesejahteraan yang dicari manusia, tidak membuat manusia menjadi lebih baik.

Padahal, apa yang dfikatakan Yesus? Ia akan dibangkitkan pada hari ketiga. Yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.. pada waktu Anak Manusia datang, Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Yang dijanjikan Yesus, keselamatan adalah berpusat pada Allah yang menebus dunia melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Yesus lah penjamin keselamatan kita. Berpegang pada Yesus, berani kehilangan nyawa, kita akan menemukan hidup sejati.

Ada seekor anak kepiting, namanya Herman. Suatu hari ia protes: “Saya mau bebas!!!!” Teriaknya kepada ayahnya. “Masa saya harus pakai cangkang jelek ini 24 jam sehari! Cangkang ini sesak dan buat saya nggak bisa gaya!” Ayahnya menaruh capitnya yang besar di pundak Herman. “Ada cerita tentang seorang anak manusia yang tidak mau ke sekolah memakai sepatu. Ia protes, sepatunya sesak dan jelek ia ingin bebas berlari dengan kaki telanjang di taman dan main di sungai. Akhirnya ibunya mengijinkannya. ia pergi dari rumah, tanpa sepatu. Kamu tahu apa yang terjadi?” Herman baru buka mulut mau menjawab, tetapi ayahnya sudah meneruskan ceritanya. “Dia menginjak pecahan botol dan kakinya harus dijahit 20 jahitan. Dia hanya bisa duduk di rumah, sedang teman-temannya pergi nonton pertunjukan lumba-lumba.”
“Itu cerita yang menyedihkan, ayah,” kata Herman.

“Memang begitu, Herman. Yang dapat kita pelajari dari cerita tadi ialah: semua kepiting, suatu waktu akan mengira hidup akan lebih bebas kalau bisa hidup tanpa cangkang. tapi ini seperti seorang pelaut bosan terkurung di kapal dan loncat ke laut bebas. Nampaknya ia punya kebebasan. Tetapi kalau ia tidak dapat kembali ke kapal atau ke pantai, dia akan tenggelam dan jadi makanan kepiting-kepiting seperti kita ini. Kebebasan macam apa kalau seperti itu?” Herman merenungkan perkataan ayahnya.

“Cangkangmu akan segera lepas dan akan diganti dengan cangkang baru yang lebih besar, sesuai dengan pertumbuhanmu. Tapi,” kata ayahnya dengan penuh peringatan, “saat hal itu terjadi, kamu ada dalam situasi yang paling berbahaya. Sampai cangkang barumu mengeras seperti yang ini.” Ayahnya mengetuk cangkangnya. “Kamu harus lebih hati-hati dan waspada daripada biasanya. Kamu mudah dimangsa binatang laut yang lain. Saat itu kamu malah kurang bebas, bukannya lebih bebas.”

“Itu aneh, yah.” kata Herman. “Saya belum pernah memikirkannya begitu. Jadi ada hal-hal yang nampaknya membatasi kebebasan kita, tetapi ternyata memberi kita kebebasan yang lebih besar?” Ayahnya tersenyum lebar dan menepuk punggung anaknya dengan capit besarnya. “Anakku kok pintar sekali, ya?”*

Ajaran Yesus yang tegas adalah suatu tawaran cara hidup yang lain dari kecenderungan hidup duniawi. Yesus mengajak kita memikirkan apa yang dipikirkan Allah. Yang dipikirkan Allah adalah keselamatan seluruh manusia, bukan hanya keselamatan diri kita sendiri. Hidup kita pasti ada di tangan Allah. Sesudah penderitaan dan dibunuh, Yesus akan dibangkitkan pada hari ketiga. Petrus terpaku pada penderitaan dan dibunuh. Yesus melihat jaminan Allah pada kebangkitan hari ketiga. Kebangkitan adalah tanda dan jaminan kasih Allah yang menyelamatkan. Salib dan penderitaan adalah jawaban iman kita yang mau mengikuti Dia mewujudkan kasih Allah yang mau menyelamatkan dunia. Dengan memikul salib, kita menjadi lebih bebas. Kita dapat memilih berjalan menuju surga; atau kita dapat memebuang salig dan memilih gaya hidup dunia, yang membawa kita ke neraka. Mari, bersama Yesus, kita diajak memikul salib menuju surga. Amin.

*A Daily Inspiration and Personal Reflection: HERMAN THE CRAB

 

RD. Johanes Handriyanto Widjadja

Pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Kristus, bagi kita nampaknya biasa-biasa saja. Kita sudah biasa menyebut Yesus Kristus. Coba kita masuk dalam situasi Simon waktu itu. Dia dan murid lain mengikuti Yesus karena tertarik pada pribadiNya.