MENDENGAR, TINGGAL, PERCAYA, BERSAKSI DAN DIAKRABI TUHAN

MINGGU BIASA 2, B; 14 Januari 2024 Sam. 3:3b-10.19; 1Kor. 6:13c-15a.17-20; Yoh. 1:35-42

Tema Injil hari ini adalah mengikuti Yesus. Seperti Samuel dalam 1Sam, diperkenalkan kepada Allah oleh imam Eli; dua murid perlu diperkenalkan oleh Yohanes kepada Yesus. Kemudian mereka tinggal bersama Yesus. Andreas menjadi percaya, ia mengakui Yesus sebagai Mesias, dan mewartakannya kepada Simon. Yesus menerima Simon dan memberinya nama baru: Petrus. Jadi proses mengikuti Yesus ialah: mendengar dari orang lain, tinggal bersama Dia, menjadi percaya, menjadi saksiNya dan mengalami hubungan pribadi yang akrab dengan Tuhan Yesus.

Proses ini terjadi pada setiap dari kita yang percaya kepadaNya. Kita mengikuti Yesus bukan karena bertemu langsung secara pribadi dengan Dia. Kita mendengar atau mengenal Dia dari orang lain. Dari orang tua, untuk yang baptis bayi. Dari teman, guru, suster, pastor, pacar, suami/istri bagi yang baptis dewasa. Lalu kita tinggal bersama Yesus, mengalami Dia hadir dalam berbagai peristiwa hidup kita. Iman, kepercayaan kita semakin tumbuh, kita percaya dan menyerahkan diri kita kepadaNya. Kita suka bicara tentang Dia kepada orang-orang lain. Dan akhirnya hubungan kita dengan Dia semakin akrab. Kita menjadi orang kesayanganNya yang punya hubungan khusus, bahkan sampai punya nama kesayangan. Ini gambaran ideal pertumbuhan iman kita. Apakah kita memang tumbuh sampai begitu?

 

Saya berasal dari keluarga Katolik, dibaptis waktu masih bayi. Iman, ajaran Katolik dan ibadat saya peroieh dari keluarga dan dari sekolah Katolik tempat saya belajar. Saya bukan anak yang aktip. Kakak saya menjadi putra altar. Adik saya menjadi ketua putra altar. Saya lebih suka berdoa. Tiap pagi, sebelum sekolah mulai, saya ikut misa di gereja atau sekedar mampir di gereja untuk berdoa. Di SMP-SMA, sekolah kami punya kapel. Jadi saya terus setiap pagi berdoa atau ikut misa. Saya tertarik untuk menjadi imam, tetapi tidak mau pergi jauh untuk masuk seminari kecil. Sampai di Jakarta dibuka Seminari percobaan. Sebagai frater, saya menemukan saya suka dengan Kitab Suci dan sering memimpin kelompok Kitab Suci. Hal itu berlangsung sampai sekarang. Saya suka bicara tentang Tuhan Yesus dan iman. Entah dalam rekoleksi, bahkan sambal ngobrol santai. Saya semakin lama semakin akrab dengan Tuhan Yesus dan Ibu Maria. Karena penebusan Kristus, maka kita dipulihkan menjadi anak Allah, karena itu, Tuhan Yesus adalah kakak kita. Sebagai tradisi Tionghoa, kakak tertua itu dipanggil Kohde. Kokoh Gede. Karena itu saya sebut Tuhan Yesus sebagai Kohde dalam doa pribadi saya. Mengenai ibu Maria, saya tertular tradisi NTT. Saya sebut ibu Maria sebagai Mama Bunda. Apakah itu berarti saya jadi orang kudus, imam yang istimewa? Anda mengenal saya dengan segala sisi baik dan kelemahan saya. Saya adalah orang berdosa, yang dicintai dan dipilih Allah menjadi imamnya.

 

Para murid pertama mulai mengenal Yesus dan hidup mereka bertumbuh. Kita yang berkumpul disini, juga sudah mengenal Yesus. Dari ciri-ciri pertumbuhan iman yang sudah disebutkan tadi, kita ada dimana? Mungkin kita perlu mendengar dan merenungkan ulang pertanyaan Yesus kepada kedua murid: APA YANG KAMU CARI? Kita mencari kepentingan kita, keamanan kita, harga diri kita atau kita mencari Dia yang mengasihi kita? mari kita mohon kurnia agar kita dapat tumbuh semakin dekat dan semakin mencintai Dia. AMIN.

RD. Johanes Handriyanto Widjadja

RD. Johanes Handriyanto Widjadja

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *