HORAS !!!
Pada hari Minggu ini pada 10 Oktober 2023, suasana Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) diwarnai dengan Kebudayaan Suku Batak.
Saat Misa dimulai hingga perarakan masuk, para Romo, misdinar serta petugas liturgi lainnya menerima sambutan yang cukup meriah di teras Gereja dari perwakilan umat etnis Batak di Paroki MBSB & Keluarga Katolik Batak di Bali (KBKB). Serta pemberian kain ulos (tenun khas Batak) & sortopi (topi khas Batak Toba) kepada ketiga Romo & Frater yang bertugas. Dimeriahkan juga dengan manortor (tarian Tor Tor khas Batak). Serta sepanjang Misa diiringi lagu-lagu pujian dengan menggunakan bahasa Batak Toba & alat musik Gondang khas Batak.
Suku Batak adalah salah suku di Indonesia yang terletak di Sumatera Utara yang terdiri dari 6 sub suku yaitu Toba, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi, Angkola & Mandailing yang berbeda budaya, pakaian & bahasa.
Menarik di ceritakan Injil Matius, bahwa ada 3 kelompok orang yang menjadi sasaran untuk diundang dalam Pesta Pernikahan.
Yang pertama adalah orang-orang yang pantas menerima undangan, namun mereka tidak peduli karena berbagai macam alasan, seperti karena alasan pekerjaan, dan ada yg tidak merespon sama sekali.
Dan setelah utusan yang pertama, Sang Raja mengutus para hambanya untuk menyampaikan bahwa, perjamuan pesta sudah di siapkan, tetapi orang-orang tersebut tidak merespon dari hamba-hamba itu, lalu mereka ditangkap dan dibunuh.
Mendengar hal tersebut, Sang Raja Murka dan ia tidak mau jika pestanya dibatalkan hanya karena tidak ada seorang pun yang datang. Tak lama kemudian, Sang Raja mengutus hamba-hamba nya lagi untuk menyampaikan hal yang sama di persimpangan-persimpangan jalan, dan mereka mengajak orang-orang itu karena Pesta akan segera dimulai dan semua nya sudah di siapkan.
Yang ketiga ada seorang yang hadir di pesta itu tanpa menggunakan pakaian pesta. Saat Sang Raja melihat orang itu, ia menyuruh para hambanya untuk membawanya ke tempat yang gelap, dan berisi ratapan serta kertakan gigi.
Pada Perayaan Ekaristi hari ini di pimpin oleh 3 Romo, yakni Pastor Paroki, RD.Adianto Paulus Harun, serta kedua Pastor Rekan RD. Ferdinandus Panggur dan RD Yohanes Handiyanto Widjaja.
“Saudara saudari terkasih, hari ini kita diingatkan oleh Tuhan bahwa disaat-saat tertentu, kita juga termasuk dalam 3 kelompok ini. Pada saat-saat tertentu kita menjadi orang-orang yang merasa diri ini sebagai orang yang pantas untuk mengalami keselamatan, pada saat tertentu kita menjadi pribadi-pribadi yang tidak peduli akan tawaran dan keselamatan Allah,
Walaupun kita adalah orang yang sudah di baptis, melalui baptis itu kita mewarisi Kerajaan Allah secara Sah, tetapi sikap kita sama seperti Kelompok yang pertama.” – RD Adianto Paulus Harun dalam homilinya.
” Ada begitu banyak alasan yang telah kita buat, seperti sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan aktivitas dan hobi kita, dan sekibukan-kesibukan yang lain.
Kita pergi meninggalkan Tuhan, kita tidak mau peduli, tidak mau bertobat dari dosa dan kesalahan kita, kita lebih sibuk untuk mengurus diri kita sendiri dan kepentingan-kepentingan kita dan kita tidak peduli kepada Tuhan dan juga Sesama”. – Katanya lagi.
Inilah gambaran situasi konkret yang terjadi di antara kita dalam menanggapi panggilan Tuhan. Namun, apa yang terjadi? Kita menolak tawaran-Nya dan memilih jalan sendiri.
Mari kita pertimbangkan tawaran Tuhan, dan jangan ada lagi penolakan di antara kita.
Selamat Hari Minggu untuk kita semua!!
Mauliate.